Lomba Perahu dari Kaleng Bir Bekas
Lomba cukup unik dan aneh, Beer Can Ragata, kembali digelar di Pantai Mindil, Darwin, Australia, Acara tahunan itu melombakan perahu yang terbuat dari kaleng bir bekas. Acara itu menarik perhatian sekitar 12 ribu penonton.
Perlombaan yang pertama kali digelar pada tahun 1974 itu memiliki aturan dasar cukup sederhana, yaitu peserta harus membuat perahu dari kaleng bir bekas atau botol plastik bekas minuman. Peserta berlomba adu cepat mendayung perahu ke tengah laut, dan mengitari pelampung sebelum kembali ke tepi pantai.
Ada sebagian perahu yang dibuat dalam waktu berbulan-bulan karena bentuknya yang besar. Bagi sebagian peserta, yang menjadi daya tarik dari lomba itu, adalah usaha mereka mengumpulkan kaleng bir bekas dan botol plastik.
Asal mula perlombaan itu terkait dengan terjangan angin topan Tracy pada tahun 1974 yang sempat memorak-porandakan wilayah Australia bagian utara. Para pekerja yang melakukan pembangunan kembali ternyata tidak terbiasa dengan iklim yang panas dan lembab. Kondisi itu memaksa mereka mengonsumsi minuman kemasan dalam kaleng dan botol palastik dalam jumlah yang banyak.
Warga setempat memanfaatkan sampah bekas yang berserakan itu untuk didaur ulang, dan tentu saja menciptakan ide perlombaan unik itu. Salah satu bentuk perahu yang menarik perhatian adalah perahu berbentuk penyu laut raksasa.
Perlombaan yang pertama kali digelar pada tahun 1974 itu memiliki aturan dasar cukup sederhana, yaitu peserta harus membuat perahu dari kaleng bir bekas atau botol plastik bekas minuman. Peserta berlomba adu cepat mendayung perahu ke tengah laut, dan mengitari pelampung sebelum kembali ke tepi pantai.
Ada sebagian perahu yang dibuat dalam waktu berbulan-bulan karena bentuknya yang besar. Bagi sebagian peserta, yang menjadi daya tarik dari lomba itu, adalah usaha mereka mengumpulkan kaleng bir bekas dan botol plastik.
Asal mula perlombaan itu terkait dengan terjangan angin topan Tracy pada tahun 1974 yang sempat memorak-porandakan wilayah Australia bagian utara. Para pekerja yang melakukan pembangunan kembali ternyata tidak terbiasa dengan iklim yang panas dan lembab. Kondisi itu memaksa mereka mengonsumsi minuman kemasan dalam kaleng dan botol palastik dalam jumlah yang banyak.
Warga setempat memanfaatkan sampah bekas yang berserakan itu untuk didaur ulang, dan tentu saja menciptakan ide perlombaan unik itu. Salah satu bentuk perahu yang menarik perhatian adalah perahu berbentuk penyu laut raksasa.